Kata Pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat
yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji untuk
Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul ”Makalah Kopling, Transmisi, dan
Differential. “
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh
banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan Pak
Indra selaku guru Chasis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan
yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini
bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik
lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah
ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah
ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Pati,
November
2015
Penyusun
Daftar Isi
KOPLING
Ø Pengertian Kopling
……………………………………………………………………
Ø Kopling dan Fungsinya
………………………………………………………………
Ø Komponen Utama Kopling
…………………………………………………..………
Ø Cara Kerja Kopling
…………………………………………………………………...
TRANSMISI
TRANSMISI MANUAL
Ø SYARAT PENTING TRANSMISI
………………………………………………….
Ø PERBANDINGAN GIGI
……………………………………………………………..
Ø KONSTRUKSI TRANSMISI ……………………………………………………..….
Ø MACAM-MACAM TRANSIMISI MANUAL.
………………………………….…
Ø Macam – Macam system pemindahan daya
………………………………………..
TRANSMISI OTOMATIS
Ø Fungsi dan macam transmisi otomatis
………………………………………………
Ø JENIS-JENIS TRANSMISI OTOMATIS
……………………………………………
Ø KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA
………………………………………………
DIFFERENTIAL/GARDAN
Ø Cara Kerja Differential
……………………………………………………………….
Ø alan Lurus
…………………………………………………………………….………..
Ø Belok Kanan
……………………………………………………………………………
Ø Belok Kiri
………………………………………………………………………………
Ø Salah Satu Roda Masuk Lumpur
……………………………………………………
Ø Prinsip Dasar Differential Gear
…………………………………………………….
Ø Konstruksi Differential
………………………………………………………………
Ø KOPLING
Ø Pengertian Kopling
Kopling merupakan komponen mesin yang banyak sekali digunakan dalam konstruksi
mesin. Kopling adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan dua poros pada kedua ujungnya dengan tujuan untuk mentransmisikan daya mekanis.Kopling
biasanya tidak mengizinkan pemisahan antara dua poros ketika beroperasi, namun
saat ini ada kopling yang memiliki torsi yang dibatasi sehingga dapat slip atau terputus ketika batas torsi dilewati.
Kopling
terletak di antara engine dan transmisi yaitu suatu unit penggerak atau system
yang merupakan bagian dari system pemindah daya dengan fungsi untuk memutus dan
menghubungkan putaran dan daya mesin ke unit pemindah tenaga dengan lembut dan
cepat. Jika pedal kopling ditekan/diinjak, tidak ada gaya putar yang ditransfer
dari mesin ke komponen yang lain dari pemindah daya. Dan sebaliknya Jika pedal
kopling dilepas, gaya putar/torsi dari mesin ditransfer oleh pemindah daya ke
roda penggerak
Kopling
adalah alat yang memenuhi persyaratan.
1.
Dapat meneruskan putaran poros engkol ke transmisi (persneling).
2.
Dapat melepaskan hubungan antara poros engkol mesin dengan transmisi.
3. Dapat meneruskan perputaran poros engkol mesin ke transmisi secara
berangsur-angsur secara merata tanpa hentakan.
Ø Kopling dan Fungsinya
Kopling digunakan dalam permesinan
untuk berbagai tujuan:
Untuk
menghubungkan dua unit poros yang dibuat secara terpisah, seperti poros motor
dengan roda atau poros generator dengan mesin. Kopling mampu memisahkan dan
menyambung dua poros untuk kebutuhan perbaikan dan penggantian komponen.
Untuk
mendapatkan fleksibilitas mekanis, terutama pada dua poros yang tidak berada
pada satu aksis.
Untuk
mengurangi shock load dari satu poros ke poros yang lain.
Untuk
menghindari beban kerja berlebih.
Untuk
mengurangi karakteristik getaran dari dua poros yang berputar.
Tujuan
utama dari kopling adalah menyatukan dua bagian yang dapat berputar.Dengan
pemilihan, pemasangan, dan perawatan yang teliti, performa kopling bisa
maksimal, kehilangan daya bisa minimum, dan biaya perawatan bisa diperkecil.
Ø Komponen Utama Kopling
a).
Roda Penerus
Selain
sebagai penstabil putaran motor,roda penerus juga berfungsi sebagai
dudukan
hampir seluruh komponen kopling.
b).
Pelat Kopling
Kopling
berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja berkualitaas tinggi.
Kedua
sisi plat kopling dilapisi dengan bahan yang memiliki koefesien gesek
tinggi.
Bahan gesek ini disatukan dengan plat kopling dengan menggunakan keling
(rivet).
c).
Pelat Tekan
Pelat
tekan kopling terbuat dari besi tuang.pelat tekan berbentuk bulat dan
diameternya hampir sama dengan diameter plat kopling. salah satu sisinya (sisi
yang berhubungan dengan plat kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan
plat kopling dan roda penerus, sisi lainnya mempunyai bentuk yang
disesuaikan dengan kebutuhan penempatan komponen kopling lainnya.
d).
Unit Plat Penekan
Sebagai
satu kesatuan dengan plat penekan, pelat penekan dilengkapi dengan sejumlah
pegas spiral atau pegas diaphragma. tutup dan tuas penekan. Pegas digunakan
untuk memberikan tekanan terhadap pelat tekan, pelat kopling dan roda penerus.jumlah
pegas (kekuatan tekan) disesuikan dengan besar daya yang harus dipindahkan.
Ø Cara Kerja Kopling
Ketika putaran mesin
naik lebih tinggi maka lengan berpemberat di dalam kopling akan mengayun ke
arah luar dan menekan kopling untuk berhubungan. Jenis paling umum mempunyai
bantalan gesek atau “sepatu” yang terpasang melingkar untuk menghubungkan poros
tengah dengan bagian dalam dari rumah kopling. Di poros tengah terdapat
beberapa pegas yang terhubung dengan bantalan gesek. Ketika poros tengah berputar cukup cepat maka
pegas ini akan merenggang dan membuat bantalan gesek bersentuhan dengan
permukaan gesek yang terhubung dengan bagian yang akan diputar. Cara kerja ini
bisa dibandingkan sebagagai kebalikan dari cara kerja rem drum
Secara
lengkap dan umum cara kerja kopling dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Handel kapling ditekan.
2.
Tangkai pelepas kopling (clutch release lever) tertarik oleh kabel kopling.
3. Nok pelepas (release cam) pada poros tangkai pelepas kopling mendorong
batang pengangkat (lifter rod).
4.
Batang pengangkat menekan pengangkat (lifter pin) dan pelat pengangkat (lifter
plate).
5. Pelat pengangkat menekan pegas-pegas kopling dan mendorong piringan penekan
(pressure plate) sehingga menjauhi susunan pelat-pelat gesek kopling.
6. Terjadilah jarak renggang kecil diantara pelat-pelat gesek dan pelat-pelat
baja sehingga perputaran rumah kopling tidak diterusan lagi ke pusat kopling.
Dengan melepaskan handel kopling secara perlahan-lahan maka gaya tekan pegas
sedikit demi sedikit diteruskan kembali pada susunan pelat-pelat gesek kopling,
yang pada akhimya pelat-pelat baja beserta pusat kopling mulai mengikuti
perputaran rumah kopling secara merata.
Ø TRANSMISI MANUAL
Transmisi manual merupakan gabungan
roda-roda gigi yang memindahkan putaran dan momen poros engkol ke roda-roda
penggerak.
Sedangkan tujuan utama transmisi adalah untuk memindahkan tenaga mesin sesuai
dengan kondisi pengendaraan, juga dapat memenuhi tujuan lain sperti dibawah
ini, disesuaikan dengan karakterristik mesin yang banyak digunakan pada
kendaraan dewasa ini.
a. Menghasilkan tenaga yang lebih besar untuk saat start dan
berjalan di temapt yang mendaki.
b. Menggerakkan roda-roda pada kecepatan tinggi selama
pengendaraan kecepatan tinggi (light-speed driving).
c. Menggerakkan roda-roda pada arah berlawanan untuk mundur.
Ø SYARAT PENTING TRANSMISI
Syarat-syarat penting yang diperlukan transmisi adalah sebagai berikut :
a. Harus mudah tepat dan cepat kerjanya.
b. Dapat memindahkan tenaga dengan lembut dan tepat.
c.. Ringan, praktis dalam bentuk, bebas masalah dan mudah dioperasikan.
d. Harus ekonomis damn mempunyai efisiensi yang tinggi.
e. Mempunyai kemampuan yang tingg.
f. Harus mudah untuk perawatan
Transmisi manual menghasilkan perubahan momen dalam beberapa tahap. Idealnya
momen dapat berubah secara langsung seperti otomatis. Saat ini, transmisi
otomatis lebih baik dari jenis manual. Saat kendaraan mulai berjalan atau menanjak
dibutuhkan moment yang besar untuk itu kita memerlukan beberapa bentuk
mekanisme perubah moment.
Gambar: Perubahan momen
Tetapi moment yang besar tidak dibutuhkan saat kecepatan tinggi, pada saat
mobil menempuh jalan rata, moment mesin cukup untuk mengerakkan mobil.
Transmisi digunakan untuk mengatasi hal ini dengan cara merubah perban-dingan
gigi, untuk :
a.
Merubah momen.
b. Merubah kecepatan kendaraan
c. Memungkinkan kendaraan bergerak mundur
d. Memungkinkan kendaraan diam saat mesin hidup (posisi
netral)
e.Mereduksi perbandingan gigi antara gigi yang menggerakan
dengan gigi yang digerakkan
Ø PERBANDINGAN GIGI
Kombinasi Dasar Roda Gigi
A : Roda gigi penggerak (drive gear)
B : Roda
gigi yang digerakkan (driven gear)
Untuk
menggerakkan kendaraan ke arah mundur, pada perbandingan gigi transmisi
ditambahkan idle gear, untuk memperoleh putaran input shaft dan output shaft
yang berlawanan. Perbandingan gigi yang lebih kecil dari satu (jika putaran
propeller shaft lebih cepat dari putaran mesin) disebut over drive
Ø KONSTRUKSI TRANSMISI
Di bawah ini dijelaskan konstruksi transmisi MSG5K yang digunakan pada
kendaraan Phanter. Transmisi ini untuk semua kecepatan maju digunakan mekanisme
synchromesh type, sedangkan untuk gigi mundur menggunakan mekanisme
constantmesh type.
Komponen-komponen utama transmisi manual dan fungsinya
No
|
Komponen
|
Fungsi
|
1
|
Transmission
input salt Poros Input transmisi
|
Sebuah
poros dioperasikan dengan kopling yang
memutar gigi di dalam gear box |
2
|
Transmission
gear Gigi transmisi
|
Untuk
mengubah output gaya torsi yang
meninggalkan transmisi |
3
|
Synchroniser
Gigi penyesuai
|
Komponen
yang memungkinkan perpindahan
gigi pada saat mesin bekerja/hidup |
4
|
Shift
fork Garpu pemindah
|
Batang
untuk memindah gigi atau synchronizer
pada porosnya sehingga memungkinkan gigi untuk dipasang/dipindah |
5
|
Shift
linkage Tuas Penghubung
|
Batang/tuas
yang menghubungkan tuas
persneling dengan shift fork |
6
|
Gear
shift lever Tuas pemindah persneling
|
Tuas
yang memungkinkan sopir memindah gigi
transmisi |
7
|
Transmision
case Bak transmisi
|
Sebagai
dudukan bearing transmisi dan poros-
poros serta sebagai wadah oli/minyak transmisi |
8
|
||
9
|
Bearing
Bantalan/laker
|
Mengurangi
gesekan antara permukaan benda
yang berputar di dalam system transmisi |
10
|
Extension
housing Pemanjangan bak
|
Melingkupi
poros output transmisi dan menahan
seal oli belakang. Juga menyokong poros output. |
Ø MACAM-MACAM TRANSIMISI MANUAL.
1. Tansmisi tiga kecepatan dengan slidingmesh
Transmisi ini telah digunakan pada kendaraan bermotorpada tahun 1930-an. untuk memahami prinsip kerja sebuah
transmisi, khusunya bagaimanan proses pemindahan/transfer tenaga/momen
dilakukan di dalam sebuah transmisi kendaraan bermotor. Skema sederhana model
transmisi ini, dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini. Transmisi ini
menggunakan roda gigi jenis spur gear dan dibuat dengan tiga poros yang
terpisah, yaitu :
(1) Poros primer
(input shaft) - yaitu poros yang menerima gerak putar pertama dari
kopling.
(2) Poros perantara (countershaft) – yaitu tempat roda
gigi counter ditempatkan.
(3) Poros utama (mainshaft/output shaft) – yaitu poros
keluar dari transmisi, ke komponen system pemindah tenaga lainnya.
Gambar: Konstruksi transmisi Sliding mesh
type
Pada tipe ini shift arm menggerakkan gigi-gigi percepatan yang terpasang pada
spline main shaft untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan antara gigi percepatan
dengan counter gear. Sekarang tipe ini digunakan untuk gigi mundur.
Seperti
pada gambar di atas model ini dilengkapi dengan gigi-gigi yang meluncur
(sliding gear) dan berbagai macam ukurannya yang dipasangkan pada poros
outputnya. Dengan meluncurkan gigi-gigi ini agar berkaitan dengan gigi susun
(counter gear) untuk memperoleh pengaturan yang sempurna, bermacam perbandingan
yang dapat diperoleh. Kombinasi yang umum pada transmisi model ini 3 sampai 5
tingkat dan satu tingkat untuk mundur.
Poros primer yang dihubungkan dengan kopling, ujungnya dipasang mati dengan
roda gigi pinion sebagai pemutar tetap pada system transmisi, dan memberikan
putaran pada kelompok roda gigi pada poros perantara. Sementara roda gigi pada
poros utama dapat digeser-geser dan secara sindiri-sendiri dapat dihubungkan
dengan roda gigi yang ada pada poros perantarara tang dibuat berpuat bersama.
Penggeseran roda gigi pada poros utama, menggunakan pemindah gigi diteruskan ke garpu selector (13).
Pada posisi netral, semua roda gigi pada poros utama diposisikan tidak
berhubungan dengan roda gigi yang ada pada poros perantara (output shaft).
Putaran dari poros primer (Input shaft)
diteruskan ke roda gigi pada poros perantara, namun tidak memutar roda gigi
yang ada pada poros utama. Dengan kata lain, putaran dari poros primer tidak
ditransfer ke poros utama/output transmisi.
2. Transmisi Constantmesh Type
Pada transmisi model constant mesh, gigi roda gigi yang berkaitan harus dapat
bergerak pada putaran yang sama, bila tidak gigi-gigi akan berbunyi dan tidak
berkaitan dengan mudah.Model constant mesh telah dikembangkan untuk membatasi
kekurangan pada tingkat tertentu. Gambar menunjukan sebuah transmisi yang mana
pada keempat dan ketiganya yang terdiri dari model constantmesh. Pada model ini
gigi input shaft dan counter gear ada dalam perkaitan yang tetap (constant
mesh). Gigi ketiga pada output shaft dibuat berputar bebas di shaft. Pada gigi
kopling (clutch gear) diberi alur-alur dan diposisikan sedemikian rupa pada
poros output hingga dapat digerakkan sepanjang alur-alur untuk berkaitan dengan
ujung gigi.
Gambar; Transmisi Type Constantmesh
3. Transmisi synchromesh type
Konsep aliran tenaga/momen sama dengan yang dipergunakan pada transmisi tiga
kecepatan diatas. Perbedaannya pada transmisi ini tidak menggunakan system
sliding gear kecuali untuk reverse. Kondisi ini jadi memungkinkan dipergunakan
bentuk gigi selain pur, baik yang bentuk helical atau yang dobel helical.
Bentuk gigi ini disamping lebih kuat karena kontak antar giginya lebih luas,
suaranya juga lebih halus.
Konstruksi transmisi ini, seluruh roda gigi pada poros utama (main shaft)
terhubung bebas. Sedangkan sychromesh dengan poros utama terhubung sliding.
Gambar : Transmisi Type
Sinchromesh
Posisi netral, adalah posisi dimana kedua synchromesh tidak sedang
menghubungkan roda gigi, dan roda gigi untuk posisi reverse juga tidak
terhubung. Sehingga putaran pada poros primer dipindahkan ke roda gigi yang ada
pada poros perantara dan dipeindahkan ke roda gigi yang ada pada poros utama
namun tidak memutar poros utama.
Bagian-bagian utama synchromesh terdiri dari :
1. Syncrhonizer ring : Disamping bagian gigi-gigi yang tirus
pada output shaft
2. Shifting key :
Dipasangkan ditiga tempat dibagian luar diameter clutch hub dan ditekan oleh
pegas-pegas ke hub sleeve
3. Shifting key spring : Ring pegas yang menahan shifting key pada
baigian dalam
4. Clutch hub : Berkaitan dengan output shaft pada
alur-alurnya
5. Hub sleeve : Berkaitan dengan bagian luar (spline). Dilengkapi dengan
alur bagian luar untuk garpu pengatur
(shift fork).
Ø Macam – Macam system pemindahan daya
System
pemindah gigi handel langsung konstruksinya
1.
Tipe Pengontrol Langsung (Direct Control)
Tipe ini mempunyai keuntungan :
· Pemindahan gigi lebih cepat.
· Pemindahan lebih lembut dan
mudah.
· Posisi pemindah dapat dike-tahui
dengan mudah.
Gambar : Mekanisme Pemindah Diret Control
2. Tipe Remote Control
Pada
tipe ini transmisi terpisah dari tuas pemindah (shift lever).Shift lever
terletak pada steering column (steering column type) pada kendaraan tipe FR
(mesin depan penggerak roda belakang) atau terletak pada lantai (floor shift
type) pada kendaraan FF (mesin depan penggerak roda depan).
Gambar: Mekanisme Sistem Pemindah Remote control
Ø TRANSMISI OTOMATIS
Keuntungan
dari transmisi otomatis daranya adalah :
a.
Tidak adanya pedal kopling, sehingga pengoprasian kendaraan lebih mudah.
b.
Perpindahan kecepatan dapat dilakukan secara lembut
c.
Tidak terjadinya hentakan pada saat perpindahan kecepatan
Gambar : Transmisi Otomatis
Ø Fungsi dan macam transmisi otomatis
Transmisi otomatis adalah transmisi yang
perpindahan giginya terjadi secara otomatis berdasarkan beban mesin (besarnya
penekanan pedal gas) dan kecepatan kendaraan.
Ø JENIS-JENIS TRANSMISI OTOMATIS
Transmisi
otomatis dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
•
Automatic transaxle, digunakan untuk kendaraan FF (Front-engine,
Front-wheel-drive).
•
Automatic transmission, digunakan untuk kendaraan FR (Front-engine,
Rear-wheel-drive)
Gambar : Jenis-jenis Transmisi
Ø KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA
Transmisi
otomatis terdiri dari beberapa komponen utama sebagai berikut:
•
Torque converter
•
Planetary gear unit
•
Hydraulic control unit
•
Manual linkage
•
Automatic transmission fluid
Ø DIFFERENTIAL/GARDAN
Fungsi utama gardan adalah membedakan
putaran roda kiri dan kanan pada saat mobil sedang membelok.Hal itu dimaksudkan
agar mobil dapat membelok dengan baik tanpa membuat kedua ban menjadi slip atau
tergelincir. Untuk mempelajari cara kerja gardan berikut ini , sebaiknya Anda
baca terlebih dahulu postingan saya tentang mengenal gardan . Adapun cara kerja
gardan adalah sebagai berikut :
Ø Cara Kerja Differential
Drive
pinion memutarkan ring gear, ring gear memutarkan differential case,
differential case menggerakkan pinion gear melalui pinion shaft dan pinion gear
memutarkan side gear kiri dan kanan dengan rpm yang sama karena tahanan roda
kiri dan kanan sama, sehingga menyebabkan putaran roda kiri dan kanan
sama.
Drive pinion memutarkan
ring gear, ring gear memutarkan differential case, differential case
menggerakkan pinion gear melalui pinion shaft dan pinion gear memutarkan side
gear kiri mengitari side gear kanan karena tahanan roda kanan lebih besar,
sehingga menyebabkan putaran roda kiri lebih besar dari roda kanan.
Drive pinion memutarkan
ring gear, ring gear memutarkan differential case, differential case
menggerakkan pinion gear melalui pinion shaft dan pinion gear memutarkan side
gear kanan mengitari side gear kiri karena tahanan roda kiri lebih besar,
sehingga menyebabkan putaran roda kanan lebih besar dari roda kiri.
Ø Salah Satu Roda Masuk Lumpur
Saat
salah satu roda masuk lumpur maka roda yang masuk lumpur terse-but mempunyai
tahanan yang kecil, dan menyebabkan sulitnya menge-luarkan roda dari lumpur.
1.
Final gear
Yang
terdiri dari drive pinion dan ring gear, dan berfungsi untuk memperbesar momen
dan meru-bah arah putaran sebesar 90º.
Yang terdiri dari side
gear dan pinion gear, dan berfungsi untuk membedakan kecepatan putar roda kiri
dan kanan saat membelok.
A.
FINAL GEAR
Saat
ini final gear terdiri dari dua tipe :
1. Hypoid bevel gear
Tipe ini digunakan pada kendaraan penggerak
roda belakang, dimana drive pinion terpasang offset dengan garis tengah ring
gear.
Mempunyai
keuntungan yaitu bunyi lebih halus.
2.
Helical gear
Tipe
ini digunakan pada kendaraan penggerak roda depan.
Mempunyai
keuntungan yaitu bunyi dan getaran lebih kecil dan momen dapat di-pindahkan
dengan lembut.
Saat kendaraan membelok,
jarak tempuh roda bagian dalam (A) lebih kecil dari jarak tempuh ro-da bagian
luar (B), dengan demi-kian roda bagian luar harus ber-putar lebih cepat dari
roda ba-gian dalam.
Bila
roda-roda berputar dengan putaran yang sama, maka salah satu ban akan slip,
yang akan menyebabkan ban akan cepat aus. Untuk mengatasi hal ini di-perlukan
differential gear dengan tujuan membedakan
putaran roda.
Ø Prinsip Dasar Differential GearBila kedua rack diberi
beban yang sama, maka ketika shackle ditarik ke atas akan menyebab-kan kedua
rack akan terangkat pada jarak yang sama karena tahanan sama dan pinion gear
tidak berputar.
Tetapi bila beban yang lebih be-sar diletakkan pada rack sebelah kiri dan
shackle ditarik ke atas, maka pinion gear akan berputar sepanjang gerigi rack
yang men-dapat beban lebih berat dise-babkan adanya perbedaan taha-nan. Dan ini
mengakibatkan rack yang mendapat beban lebih kecil akan terangkat.
Ø Konstruksi Differential
1.
Drive pinion
2.
Ring gear
3.
Differential case
4.
Side gear
5.
Pinion gear
6.
Pinion shaft
1. Side bearing cap 10. Oil seal
2. Side bearing 11. Flange yoke
3. Backlash adjusting shim 12. Pinion shaft
4. Drive pinion shaft 13.
Side gear
5. Pinion depth adjusting shim 14. Backlash thrust washer
6. Drive pinion inner bearing 15. Pinion gear
7. Colapsible spacer 16.
Ring gear
8. Differential housing 17.
Lock pin
9. Drive pinion outer bearing 18. Differential case
No comments:
Post a Comment